Ibu, Pejuang Tangguh

Assalamu'alaikum teman-teman ... 

Banyak aktivitas yang dilakukan setelah lebaran kemaren. Tapi kali ini i'm going to writing about my activity  whtever it is 😂

Hmm.. Kita mulai dari pengalaman pertama aku tentang KLINIK yaa :))

Awalnya senang bercampur bingung begitu mendengar kabar tentang klinik. Tapi yakinlah 90℅ bahagia karna ini yang ditunggu tunggu buat mahasiswa seperti kami hahaha..
Aku justru malah bingung sendiri.. Kenapa bingung??? Mulai deh kepala banyak cabangnya.. Muncul segala macam jenis pikiran. Memang, sebelumnya aku sudah dengar banyak info dari kakak senior aku tentang bagaimana bersikap diklinik. Tapi itu belum untuk menenangkan pikiran ku. Rasa penasaran pun mulai muncul menggebu-gebu bagai ombak ditepi pantai *paansihahaha
Hari H pun datang.. "Yeaay go to clinik todayy." That's on my mind. Pengarahan pun diberikan oleh dosen kami untuk selalu menjaga sikap ketika berada disana. Matahari terik menyambut kami yang sudah tak sabar lagi ingin segera tiba disana. Tiba pengarahan selesai, masing-masing kelompok pun diantar dari klinik terdekat. Tapi sayangnya klinik yang akan menjadi tempat ku bersama teman-teman ku untuk menimba ilmu sangat la jauh dari kampus kami tercinta. Awalnya kami sabar menunggu bus untuk segera datang menjemput kami tapi lama-kelamaan kami bosan, jenuh dan rasanya ingin tidur saja kembali keasrama dilanjutkan besok. Tapi setelah berjam-jam lamanya sehingga terik matahari tak lagi tampak dipelupuk retina ini and finally kami pun dijemput. Dengan wajah yang kusut dan tekantuk-kantuk, semangat kami sudah hilang dilalap capeknya menunggu. Selama diperjalanan mata yang lelah ini berusaha untuk menahan pedihnya mengantuk. Aku pun heran apakah klinik kami bertempat didesa?? Soalnya yang aku lihat dari tadi hanyalah hutan dan hutan. "Ahh gak iya ini" pikirku. "Gimana mau komunikasi ini jaringan gak nyampe?  Gimana ketika malam tiba-tiba mendadak lapar?" beragam macam hal yang kupikirkan selama diperjalanan. Pusing sendiri jadinya.. gimana sih ibu bidan ini :v
Yaudah deh pasrah aja.. Hahaha 
Ternyata setelah lamanya perjalan yang kami tempuh tadi itu adalah jalan potong. Tengsin dehh wkwk.. Bersyukur deh kalau itu jalan potong dan kliniknya ternyata ada jalan besarnya, jaringan juga lancar, seperti kota tapi tidak kota. 
Tiba diklinik jeng jeng.... *degdegan
Kami langsung disambut dan diberi peraturan tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh diklinik itu. Baru juga kami mau ganti baju, kami langsung diburu-buru untuk menolong pasien partus (dalam hati senangnya minta ampun). \
Itulah kali pertama dalam hidup ku melihat seorang ibu yang berjuang sekuat tenaga untuk melahirkan bayinya. Seketika hampir menetes air mata ini tapi berusaha untuk kutahan dan aku langsung teringat kepada ibuku. Aku langsung sadar ternyata perjuangan seorang ibu sangatlah besar untuk anaknya. Mereka pasti akan mempertaruhkan nyawa mereka demi anaknya, namun apa yang terjadi jika anaknya sudah besar dan dewasa ?? Akankah menjadi anak yang berbakti ?? Maaf, tidak semua anak sadar diri akan tanggung jawabnya sebagai seorang anak. Hanya saja kesadaran mereka tidak ada dan mereka tidak melihat perjuangan ibu mereka dari kecil hingga dewasa. Janganlah sampai kita menjadi bagian "anak" tersebut. Naudzubillah.


Dari Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi radhiallahu’ahu, beliau bertanya kepada Nabi:


يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ

wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya hasan)

Seperti itulah kedudukan seorang ibu, bukan kita tidak menghormati seorang ayah. Namun, kita harus lebih memuliakan ibu kita yang sudah melahirkan kita dengan bersusah payah dan penuh perjuangan. 
❤Jagalah kedua orang tua kita. Bahagiakan mereka, buat mereka tersenyum dengan keberhasilan yang kita raih. Selalu ajak mereka berbicara apapun itu walaupun hal yang tidak penting. Sebab semakin kita besar dan dewasa mereka akan merasakan kesepian yang mendalam karena sebelumnya rumah yang menjadi ramai dengan keributan kita sekarang menjadi sepi dan sunyi. Rawatlah keduanya seperti yang mereka lakukan ketika kita sakit.
❤ Selalu doakan yang tebaik untuk keduanya, sebab hanya itulah yang mereka butuhkan sampai akhir hayat mereka dan jadilah anak yang berbakti :))



Komentar